ASWAJA MUDA BAWEAN

Kumpulan Hasil-Hasil Bahtsul Masail via Kajian Fikih Terapan [KFT]

Tanpa kategori

Jangan Politisasi Agama dalam Politik Perebutan Kekuasaan

1 Mins read

Jakarta, NU Online

Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) PBNU H Rumadi Ahmad mengimbau kepada masyarakat agar segera menghentikan politisasi agama.  Menurutnya, apa yang terjadi belakangan terkait Pilkada DKI adalah bagian dari fenomena politisasi agama. Baik yang dilakukan oleh Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) maupun pihak-pihak yang menentang Ahok.

Rumadi mengungkapkan, tak henti-hentinya pihaknya mengingatkan agar masyarakat berhati-hati menggunakan isu yang terkait dengan agama dalam politik perebutan kekuasaan. 

“Kalau hal ini tidak terkendali, akan merusak sendi-sendi keberagaman bangsa kita. Jangan main-main dengan persoalan agama dalam politik perebutan kekuasaan,” ujar Rumadi lewat keterangan tertulisnya kepada NU Online, Ahad (9/10).

Bisa saja, imbuhnya, Ahok tidak bermaksud menistakan Islam dalam pidato lepasnya di Kepulauan Seribu beberapa waktu lalu. Ahok memang sedang mengkritik sejumlah kalangan yang menggunakan agama (Islam) sebagai alat kampanye agar tidak memilih dirinya –dalam hal ini larangan bagi muslim untuk memilih pemimpin non-muslim. 

Namun, lanjutnya, ungkapan Ahok itu bagi sebagian kalangan yang memang sejak awal tidak suka dengannya, bisa dianggap sebagai bentuk penghinaan terhadap ajaran Islam. Ahok dan para pendukungnya juga harus menyadari persoalan seperti ini akan mudah dipolitisasi dan potensial dijadikan sebagai alat untuk memojokkan dirinya.

“Saya tidak bisa melarang jika ada orang yang tidak mau memilih Ahok karena keyakinan agamanya. Itu sepenuhnya hak Anda! Tapi jangan jadikan hal tersebut sebagai bahan kampanye negatif,” tegas salah satu Komisioner Informasi Pusat (KIP) ini.

Menurutnya, mengajak untuk memilih calon Gubernur DKI yang seagama harus diungkapkan secara positif. Jangan diungkapkan secara negatif untuk menjatuhkan seseorang. 

“Meski saya memaklumi untuk mengajak memilih calon pemimpin seagama secara positif, tapi saya merasa perlu mengingatkan agar hal tersebut tidak menggunakan tempat-tempat ibadah sebagai mediumnya,” ujar Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan STAINU Jakarta ini.

Politik tetap saja politik, tambahnya, arena perebutan kekuasaan. Melibatkan agama dalam urusan politik yang penuh intrik dan kerakusan, hanya akan mengotori agama yang kita sucikan.

“Atas dasar itu, saya mengingatkan: Stop politisasi agama! Mari kita menjadi bagian dari kelompok masyarakat yang menghentikan itu semua,” tutup Rumadi. (Red: Fathoni)

Power your team with InHype

Add some text to explain benefits of subscripton on your services.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *